Transformator atau lebih dikenal dengan
nama “transformer” atau “trafo” sejatinya adalah suatu peralatan listrik
yang mengubah daya listrik AC pada satu level tegangan yang satu ke
level tegangan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik tanpa merubah
frekuensinya. Tranformator biasa digunakan untuk mentransformasikan
tegangan (menaikkan atau menurunkan tegangan AC). Selain itu,
transformator juga dapat digunakan untuk sampling tegangan, sampling
arus, dan juga mentransformasi impedansi. Transformator terdiri dari dua
atau lebih kumparan yang membungkus inti besi feromagnetik.
Kumparan-kumparan tersebut biasanya satu sama lain tidak dihubungkan
secara langsung. Kumparan yang satu dihubungkan dengan sumber listrik
AC (kumparan primer) dan kumparan yang lain mensuplai listrik ke beban
(kumparan sekunder). Bila terdapat lebih dari dua kumparan maka kumparan
tersebut akan disebut sebagai kumparan tersier, kuarter, dst.
Transformator bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer
menimbulkan perubahan medan magnet. Medan magnet yang berubah diperkuat
oleh adanya inti besi. Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan
fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan,
sehingga fluks magnet yang timbulkan akan mengalir ke kumparan sekunder,
sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi.
Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan
mengalir arus pada kumparan sekunder. Jika efisiensi sempurna (100%),
semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Komponen Transformator
Komponen transformator terdiri dari dua
bagian, yaitu peralatan utama dan peralatan bantu. Peralatan utama
transformator terdiri dari:
- Kumparan Trafo; kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat tembaga yang dilapisi dengan bahan isolasi (karton, pertinax, dll) untuk mengisolasi baik terhadap inti besi maupun kumparan lain. . Untuk trafo dengan daya besar lilitan dimasukkan dalam minyak trafo sebagai media pendingin. Banyaknya lilitan akan menentukan besar tegangan dan arus yang ada pada sisi sekunder.Kadang kala transformator memiliki kumparan tertier. Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering juga untuk dipergunakan penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt.
- Inti Besi; dibuat dari lempengan-lempengan feromagnetik tipis yang berguna untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Inti besi ini juga diberi isolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus eddy “Eddy Current”.
- Minyak Trafo; berfungsi sebagai media
pendingin dan isolasi. Minyak trafo mempunyai sifat media pemindah panas
(disirkulasi) dan mempunyai daya tegangan tembus tinggi. Pada power
transformator, terutama yang berkapasitas besar, kumparan-kumparan dan
inti besi&nbrp; transformator direndam dalam minyak-trafo. Syarat suatu
cairan bisa dijadikan sebagai minyak trafo adalah sebagai berikut:
- Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
- Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
- Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
- Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan
- Tidak merusak bahan isolasi padat
- Sifat kimia yang stabil
- Bushing; sebuah konduktor (porselin) yang menghubungkan kumparan transformator dengan jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator dan berfungsi sebagai konduktor tersebut dengan tangki transformator. Selain itu juga bushing juga berfungsi sebagai pengaman hubung singkat antara kawat yang bertegangan dengan tangki trafo.
- Tangki dan Konservator (khusus untuk transformator basah); pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin ( cooling fin ) yang berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
Sedangkan peralatan bantu transformator terdiri dari:
- Peralatan Pendingin ; pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar trafo. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa: udara/gas, minyak dan air.
- Tap Changer; yaitu ruatu alat yang berfungsi untuk merubah kedudukan tap (sadapan) dengan maksud mendapatkan tegangan keluaran yang stabil walaupun beban berubah-ubah. Tap changer selalu diletakkan pada posisi tegangan tinggi dari trafo pada posisi tegangan tinggi. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.
- Peralatan Proteksi; peralatan yang mengamankan trafo terhadap bahaya fisis, elektris maupun kimiawi. Yang termasuk peralatan proteksi transformator antara lain sebagai berikut:
- Rele Bucholz; yaitu peralatan rele yang dapat mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas. Di dalam transformator, gas mungkin dapat timbul akibat hubung singkat antar lilitan (dalam phasa/ antar phasa), hubung singkat antar phasa ke tanah, busur listrik antar laminasi, atau busur listrik yang ditimbulkan karena terjadinya kontak yang kurang baik.
- Rele tekanan lebih; peralatan rele yang dapat mendeteksi gangguan pada transformator bila terjadi kenaikan tekanan gas secara tiba-tiba dan an langsung mentripkan CB pada sisi upstream-nya.
- Rele diferensial; rele yang dapat mendeteksi terhadap gangguan transformator apabila terjadi flash over antara kumparan dengan kumparan, kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun antar kumparan.
- Rele beban lebih; rele ini berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap beban yang berlebihan dengan menggunakan sirkit simulator yang dapat mendeteksi lilitan trafo yang kemudian apabia terjadi gangguan akan membunyikan alarm pada tahap pertama dan kemudian akan menjatuhkan PMT.
- Rele arus lebih; rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubunga singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman trafo, juga diharapkan rele ini mempunyai sifat komplementer dengan rele beban lebih. Rele ini juga berfungsi sebagai cadangan bagi pengaman instalasi lainnya. Arus berlebih dapat terjadi karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
- Rele fluks lebih; rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator dengan mendeteksi besaran fluksi atau perbandingan tegangan dan frekwensi.
- Rele tangki tanah; rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila terjadi hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.
- Rele gangguan tanah terbatas; rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan tanah didalam daerah pengaman transformator khususnya untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh rele diferential.
- Rele termis; rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatu
- Peralatan Pernapasan (Dehydrating Breather); ventilasi udara yang berupa saringan silikagel yang akan menyerap uap air. Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis.
- Indikator; untuk mengawasi selama transformator
beroperasi, maka perlu adanya indikator pada transformator yang antara
lain sebagai berikut:
- indikator suhu minyak
- indikator permukaan minyak
- indikator sistem pendingin
- indikator kedudukan tap
Transformator Instruments
Current Transformer (CT) adalah
suatu perangkat listrik yang berfungsi menurunkan arus yang besar
menjadi arus dengan ukuran yang lebih kecil. CT digunakan karena dalam
pengukuran arus tidak mungkin dilakukan langsung pada arus beban atau
arus gangguan, hal ini disebabkan arus sangat besar dan bertegangan
sangat tinggi. Karakteristik CT ditandai oleh Current Transformer Ratio (CTR) yang merupakan perbandingan antara arus yang dilewatkan oleh sisi primer dengan arus yang dilewatkan oleh sisi sekunder. Potential Transformer (PT) adalah
suatu peralatan listrik yang berfungsi menurunkan tegangan yang tinggi
menjadi tegangan yang lebih rendah yang sesuai dengan setting relay. Trafo ini juga memiliki angka perbandingan lilitan/tegangan primer dan sekunder yang menunjukkan kelasnya.
Adapun perbedaan kerja dari transformator potensial dan transformator arus adalah:
- Pada transformator potensial, arus primer sangat tergantung beban sekunder, sedangkan pada transformator arus, arus primer tidak tergantung kondisi rangkaian sekunder
- Pada transformator potensial, tegangan jaringan dipengaruhi terminal-terminalnya sedangkan transformator arus dihubung seri dengan satu jaringan dan tegangan kecil berada pada terminal-terminalnya. Namun transformator arus mengalirkan semua arus jaringan.
- Pada kondisi kerja normal tegangan jaringan hampir konstan dan karena itu kerapatan fluks serta arus penguat dari transformator potensial hanya berubah di atas batas larangan sedangkan arus primer dan arus penguatan dari transformator arus berubah di atas batas kerja normal.
Power Transformator dibuat pada satu dari
dua macam inti. Tipe konstruksi pertama terdiri dari lapisan lempengan
baja segiempat sederhana dengan kumparan transformator melilit di kedua
sisi persegi-empat. Kontruksi ini dikenal dengan nama “core form”
seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Sedangkan tipe konstruksi transformator
kedua dikenal dengan nama “shell form”. Tipe shell form terdiri sebuah
inti yang mempunyai lapisan tiga-kaki dengan kumparan melilit disekitar
kaki bagian tengah (gambar dibawah ini). Pada kasus yang lain, inti
dibuat berlapis-lapis yang diberi lapisan isolasi listrik disetiap
lapisannya untuk mengurangi timbulnya arus eddy.
Berdasarkan penggunaannya di dalam sistem tenaga listrik, Power transformator dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
- Unit/Step Up Transformator; sebuah transformator yang dihubungkan dengan keluaran generator dan digunakan untuk menaikkan tegangan pada level transmisi (110+ kV).
- Substation/Step Down Transformator; sebuah transformator yang diletakkan di bagian akhir lajur transmisi dan digunakan untuk menurunkan tegangan dari level transmisi ke level distribusi (37,5 kV).
- Distribution transformator; transformator yang mengambil tegangan distribusi dan menurunkan tegangannya ke level tegangan akhir yang mana daya listrik akan digunakan (110, 208, 220 V, dll).
IDEAL TRANSFORMATOR
Pada transformator ideal, tidak ada
energi yang diubah menjadi bentuk energi lain di dalam transformator
sehingga daya listrik pada kumparan skunder sama dengan daya listrik
pada kumparan primer. Pada transformator Ideal perbandingan antara
tegangan sebanding dengan perbandingan jumlah lilitannya. Dengan
demikian dapat dituliskan dengan persamaan berikut:
Namun, pada kenyataannya tidak ada
transformator yang ideal. Hal ini karena pada transformator selalu ada
rugi-rugi yang antara lain sebagai berikut:
- Rugi-rugi tembaga; rugi-rugi yang disebabkan oleh pemanasan yang timbul akibat arus mengalir pada hambatan kawat penghantar yang terdapat pada kumparan primer dan sekunder dari transformator. Rugi-rugi tembaga sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir pada kumparan.
- Rugi-rugi arus eddy; rugi-rugi yang disebabkan oleh pemanasan akibat timbulnya arus eddy (pusar) yang terdapat pada inti besi transformator. Rugi-rugi ini terjadi karena inti besi terlalu tebal sehingga terjadi perbedaan tegangan antara sisinya maka mengalir arus yang berputar-putar di sisi tersebut. Rugi-rugi arus eddy sebanding dengan kuadrat tegangan yang disuplai ke transformator.
- Rugi-rugi hysteresis; rugi-rugi yang berkaitan dengan penyusunan kembali medan magnetik di dalam inti besi pada setiap setengah siklus, sehingga timbul fluks bolak-balik pada inti besi. Rugi-rugi ini tidak linear dan kompleks, yang dituliskan dalam persamaan:
- Fluks Bocor; kebocoran fluks terjadi karena ada beberapa fluks yang tidak menembus inti besi dan hanya melewati salah satu kumparan transformator saja. Fluks yang bocor ini akan menghasilkan induktansi diri pada lilitan primer dan sekunder sehingga akan berpengaruh terhadap nilai daya yang disuplai dari sisi primer ke sisi sekunder transformator.
Rangkaian Ekivalen Transformator
Dalam membuat rangkaian ekivalen
transformator, kita harus memperhitungkan semua ketidaksempurnaan
(cacat) yang ada pada transformator yang sebenarnya. Setiap cacat utama
diperhitungkan dan pengaruhnya dimasukkan dalam membuat model
transformator. Effect yang paling mudah untuk dimodelkan adalah
rugi-rugi tembaga. Rugi-rugi tembaga dimodelkan dengan dengan resistor
Rp di sisi primer transformator dan resistor Rs di sisi sekunder
transformator.
Fluks bocor pada kumparan primer Φlp menghasilkan tegangan elp yang diberikan oleh persamaan:
Sedangkan Fluks bocor pada kumparan sekunder Φls menghasilkan tegangan els yang diberikan oleh persamaan:
Karena
fluks bocor banyak yang melalui udara, kontanta reluktansi udara lebih
besar daripada reluktansi inti besi, maka fluks bocor primer Φlp proporsional dengan arus primer Ip dan fluks bocor sekunder Φls proportional dengan arus sekunder Is. Sehingga didapatkan:
Dengan
Lp induktansi diri lilitan primer dan Ls induktansi diri lilitan
sekunder. Dengan demikian fluks bocor pada rangkaian ekivalen
transformator akan dimodelkan sebagai induktor primer dan sekunder.
Kemudian yang terakhir adalah memodelkan
pengaruh dari eksitasi inti transformator, yaitu dengan memperhitungkan
arus magnetisasi Im, rugi-rugi arus eddy, dan rugi-rugi hysteresis. Arus
magnetisasi Im adalah arus yang sebanding dengan tegangan pada inti
transformator dan lagging (tertinggal) 90° dengan tegangan supplai,
sehingga dapat dimodelkan sebagai reaktansi Xm yang dipasang paralel
dengan sumber tegangan primer. Arus rugi inti (arus eddy dan hysteresis)
merupakan arus yang sebanding dengan tegangan pada inti transformator
dan satu phase dengan tegangan supplai, sehingga dapat dimodelkan dengan
hambatan Rc yang dipasang paralel dengan sumber tegangan primer.
Dengan demikian maka dihasilkan model untuk real transformator sebagai
berikut.
Kemudian
rangkaian ekivalen diatas dapat disederhanakan dengan melihat pada sisi
primer atau pada sisi sekunder. Seperti terlihat pada gambar dibawah
ini:
0 komentar:
Posting Komentar